1. Tari Sembah
Tari sembah merupakan
tarian tradisional
dari Provinsi Lampung yang berasal dari Suku Pepadun. Pada awalnya Tari
Sembah ditampilkan pada acara penyambutan para raja dan tamu-tamu
istimewa. Saat ini Tari Sembah dikenal sebagai tari penyambutan yang
tujuannya adalah menghormati tamu yang datang. Selain ditampilkan pada
upacara adat penyambutan tamu, tari sembah juga ditampilkan pada upacara
pernikahan dengan tujuan yang sama yaitu menyambut para tamu yang hadir
pada acara tersebut.
Busana yang dikenakan oleh para penari adalah busana asli daerah seperti
yang dikenakan pengantin wanita asli suku Lampung lengkap dengan siger
dan tanggainya. Busana yang dipergunakan oleh penari Sembah ini adalah
Sesapur yaitu baju kurung bewarna putih atau baju yang tidak berangkai
pada sisinya
namun pada sisi bagian bawah terdapat hiasan berbentuk koin berwarna
perak atau emas yang digantung secara berangkai (rumbai ringgit).
Sedangkan busana yang digunakan sebagai bawahan adalah kain tapis. Kain
tapis adalah kain tenun tradisional lampung yang terbuat dari bahan
katun bersulam emas dengan motif tumpal atau pucuk rebung. Kain tapis
bermotif sepeti ini biasanya disebut dengan nama kain tapis Dewasana
(Dewo sanaw).
Selain busana, ada beberapa aksesoris yang dipergunakan oleh para penari tari sembah. Aksesoris yang dipergunakan antara lain :
- Mahkota siger Pending, yaitu ikat pinggang dari uang ringgit Belanda dengan gambar ratu Wihelmina di bagian atas.
- Bulu serti, yaitu ikat pinggang yang terbuat dari kain beludru
berlapis kain merah. Bagian atas ikat pinggang ini dijaitkan kuningan
yang digunting berbentuk bulat dan bertahtakan hiasan berupa bulatan
kecil-kecil. ikat pinggang bulu serti dikenakan diatas pending.
- Mulan temanggal, yaitu hiasan dari kuningan berbentuk seperti tanduk tanpa motif yang digantungkan di leher sebatas dada.
- Dinar, yaitu mata uang Arab dari emas yang diberi peniti dandigantungkan pada sesapur,tepatnya di bagian atas perut.
- Buah jukum, yaitu hiasan berbentuk buah-buah kecil di atas kain yang
dirangkai menjadiuntaian bunga dengan benang dan dijadikan kalung
panjang yang dipakai melingkar mulai dari bahu ke bagian perut sampai ke
belakang.
- Gelang burung, yaitu hiasan dari kuningan berbentuk burung bersayap
yang diatasnya direkatkan bebe yaitu kain halus yang berlubang-lubang.
Gelang burung ini diikatkan pada lengan kiri dan kanan, tepatnya di
bawah bahu.
- Gelang kana adalah sebuah gelang yang terbuat dari kuningan berukir
dan gelang Arab, yang dikenakan bersama-sama di lengan atas dan bawah.
- Tanggai adalah hiasan yang berbentuk seperti kuku berwarna keemasan terbuat dari bahan kuningan yang dikenakan di jari penari.
- Mahkota Siger adalah mahkota berbentuk seperti tanduk yang ditatah
hias bertitik-titik rangkaian bunga. Siger ini berlekuk ruji tajam
berjumlah sembilan buah. Disetiap puncak lekukan diberi hiasan bunga
cemara dari kuningan. Sedangkan bagian puncak siger diberi hiasan
serenja bulan, yaitu hiasan berupa mahkota kecil yang mempunyai
lengkungan di bagian bawah dan beruji tajam-tajam pada bagian atas serta
berhiaskan bunga. Mahkota siger ini secara keseluruhan terbuat dari
bahan kuningan.
sumber:
http://www.tradisikita.my.id/2015/02/3-tarian-tradisional-dari-provinsi.html
2. Tari Cangget Agung
Sukubangsa Lampung sendiri terbagi
menjadi dua bagian yaitu Lampung Pepadun dan lampung Sebatin.
Lampung
Sebatin adalah sebutan bagi orang Lampung yang berada di sepanjang
pesisir pantai selatan Lampung. Sedangkan, Lampung Pepadun adalah
sebutan bagi orang Lampung yang berasal dari Sekala Brak di punggung
Bukit Barisan (sebelah barat Lampung Utara) dan menyebar ke utara,timur
dan tengah provinsi ini. Sebagaimana masyarakat lainnya, mereka juga
mereka menumbuh-kembangkan kesenian yang tidak hanya berfungsi sebagai
hiburan semata, tetapi jatidirinya. Dan, salah satu kesenian yang
ditumbuhkembangkan oleh masyarakat Lampung, khususnya Orang Pepadun,
adalah jenis seni tari yang disebut “tari cangget”.
Konon, sebelum tahun 1942 atau sebelum kedatangan bangsa Jepang ke
Indonesia, tari cangget selalu ditampilkan pada setiap upacara yang
berhubungan dengan gawi adat, seperti: upacara mendirikan rumah, panen
raya, dan mengantar orang yang akan pergi menunaikan ibadah haji. Pada
saat itu orang-orang akan berkumpul, baik tua, muda, laki-laki maupun
perempuan dengan tujuan selain untuk mengikuti upacara, juga berkenalan
dengan sesamanya. Jadi, pada waktu itu tari cangget dimainkan oleh para
pemuda dan pemudi pada suatu desa atau kampung dan bukan oleh
penari-penari khusus yang memang menggeluti seni tari
tersebut.
Waktu itu para orangtua biasanya memperhatikan dan menilai gerak-gerik
mereka dalam membawakan tariannya. Kegiatan seperti itu oleh orang
Lampung disebut dengan nindai. Tujuannya tidak hanya sekedar melihat
gerak-gerik pemuda atau pemudi ketika sedang menarikan tari cangget,
melainkan juga untuk melihat kehalusan budi, ketangkasan dan keindahan
ketika mereka berdandan dan mengenakan pakaian adat Lampung. Bagi para
pemuda dan atau pemudi itu sendiri kesempatan tersebut dapat dijadikan
sebagai arena pencarian jodoh. Dan, jika ada yang saling tertarik dan
orang tuanya setuju, maka mereka meneruskan ke jenjang perkawinan
Macam-macam Tari Cangget
Tarian cangget yang menjadi ciri khas orang Lampung ini sebenarnya terdiri dari beberapa macam, yaitu:
- Cengget Nyambuk Temui, adalah tarian yang dibawakan oleh para pemuda
dan pemudi dalam upacara menyambut tamu agung yang berkunjung ke
daerahnya.
- Cangget Bakha, adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi
pada saat bulat purnama atau setelah selesai panen (pada saat upacara
panen raya).
- Cangget Penganggik, adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan
pemudi saat mereka menerima anggota baru. Yang dimaksud sebagai anggota
baru adalah pada pemuda dan atau pemudi yang telah berubah statusnya
dari kanak-kanak menjadi dewasa. Perubahan status ini terjadi setelah
mereka melalukan upacara busepei (kikir gigi).
- Cangget Pilangan, adalah tarian yang dimainkan oleh para pemuda dan
pemudi pada saat mereka melepas salah seorang anggotanya yang akan
menikah dan pergi ke luar dari desa, mengikuti isteri atau suaminya.
- Cangget Agung adalah tarian yang dimainkan oleh para pemuda dan
pemudi pada saat ada upacara adat pengangkatan seseorang menjadi Kepala
Adat (Cacak Pepadun). Pada saat upacara pengangkatan ini, apabila Si
Kepala Adat mempunyai seorang anak gadis, maka gadis tersebut akan
diikutsertakan dalam tarian cangget agung dan setelah itu ia pun akan
dianugerahi gelar Inten, ujian, Indoman atau Dalom Batin.

Gerakan Tari Cangget
Walau tarian cangget terdiri dari beberapa macam, namun tarian ini pada
dasarnya mempunyai gerakan-gerakan yang relatif sama, yaitu: (1) gerak
sembah (sebagai pengungkapan rasa hormat); (2) gerakan knui melayang
(lambang keagungan); (3) gerak igel (lambang keperkasaan); (4) gerak
ngetir (lambang keteguhan dan kesucian hati; (5) gerak rebah pohon
(lambang kelembutan hati); (6) gerak jajak/pincak (lambang kesiagaan
dalam menghadapi mara bahaya); dan (7) gerak knui tabang (lambang rasa
percaya diri).

3. Tari Melinting.
Di lihat dari sejarahnya, tarian ini merupakan tari adat tradisional
Keagungan Keratuan Melinting yang diciptakan oleh Ratu Melinting yaitu
Pangeran Panembahan Mas, yang dipentaskan pada saat acara Gawi Adat
(Betawi). Tari Melinting ini merupakan tari tradisional lepas untuk
hiburan pelengkap pada saat acara Gawi Adat.
Fungsi Tari Melinting
dahulu merupakan tarian Keluarga Ratu Melinting dan hanya dipentaskan
oleh Keluarga Ratu saja ditempat yang tertutup (sessat atau balai adat),
tidak boleh diperagakan oleh sembarang orang. Pementasannya pun hanya
pada saat Gawi Adat Keagungan Keratuan Melinting saja. Personal
penarinya pun hanya sebatas pada putra putri Ratu Melinting.
Namun,
dalam perkembangannya sekarang tari melinting tidak lagi mutlak sebagai
tarian keluarga Ratu Melinting dan tidak lagi berfungsi sebagai tari
upacara tetapi sudah bergeser menjadi tari pertunjukan atau tontonan
pada saat penyambutan tamu-tamu agung yang datang ke daerah Lampung
serta acara-acara besar lainnya seperti acara kesenian Lampung, Festival
Tari dan lain-lain.
4.FESTIVAL KRAKATAU
Festival Krakatau, Momentum Eksplorasi Kekayaan Budaya dan Pariwisata Lampung
Festival
Krakatau merupakan salah satu perhelatan kebudayaan unggulan dari
Provinsi Lampung. Festival yang rutin diadakan setiap tahun ini
merupakan parade kebudayaan yang mengangkat kekayaan budaya dan tradisi
yang dimiliki Lampung. Selain itu, perhelatan ini juga menjadi ajang
promosi potensi pariwisata yang dimiliki setiap kabupaten dan kota yang
ada di Lampung.
Festival yang diramaikan dengan karnaval, atraksi
seni tradisional, pameran, dan berbagai lomba ini mulai diadakan sejak
tahun 1990. Dalam perjalanannya, terdapat banyak variasi yang dilakukan.
Karenanya, dari tahun ke tahun, terdapat perbedaan pada konten acara
yang ditampilkan. Bagian acara yang selalu mendapat perhatian besar
adalah karnaval karena melibatkan partisipasi dari semua lapisan
masyarakat.
Pada Oktober 2012, diadakan Festival Krakatau XXII.
Acara yang dibuka oleh Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. ini berlangsung
sangat meriah. Rangkaian acara berlangsung dari tanggal 6 Oktober
sampai 13 Oktober 2012 dan dihadiri 22 duta besar negara-negara sahabat.
Dalam rangkaian karnaval, ditampilkan pernak-pernik budaya tradihttps://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5877870899178128193#editor/target=post;postID=8392177817641159267sional
Lampung, yang disandingkan dengan beraneka karya kreasi kontemporer.
Karnaval
diisi dengan parade busana tradisional dari dua suku besar di Lampung,
yaitu Sai Batin dan Pepadun. Ditampilkan pula kesenian topeng
tradisional tupping dan sekura yang menjadi salah satu kekhasan seni
tradisional Lampung. Karnaval juga dimeriahkan peragaan busana kreasi
kontemporer dari bahan kain tapis. Selain itu, atraksi unik seperti
parade baris berbaris polisi cilik, marching band, dan gajah-gajah dari
Taman Nasional Way Kambas juga ikut meramaikan Festival Krakatau. [Ardee/IndonesiaKaya]
5. Festival Danau Ranau
(Yopie Pangkey/d'Traveler)
Terakhir,
ada festival tahunan yang tak kalah menarik dengan Festival Krakatau,
yaitu Festival Danau Ranau sekitar bulan September. Festival budaya ini
dikenal juga dengan nama Gebyar Pesona Lumbok Ranau. Danau Ranau yang
merupakan danau terbesar kedua di Pulau Sumatera setelah Danau Toba
memang jadi daya tarik utama di festival ini.
Festival digelar
dengan sangat meriah di atas panggung yang biasanya bertempat di tepi
Danau Ranau dengan latar belakang Gunung Seminung. Selama festival
berlangsung, beragam tarian kreasi khas Lampung yang ekspresif dan
energik ditampilkan.
Selain tarian, para traveler juga bisa
menikmati aneka lomba, seperti lomba tarik tambang perahu, lomba bakar
ikan, lomba perahu hias, hunting foto lanskap dan budaya, dan sajian
utama Karnaval Sekura atau topeng khas Lampung Barat. Selama mengikuti
festival ini, traveler dijamin akan menjadi lebih dekat dengan budaya
Lampung.