Kamis, 24 November 2016

As Us Farmasi



ASAL USUL FARMASI
Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu Kedokteran”, belum dikenal adanya profesi Farmasi. Seorang dokter yang mendignosis penyakit, juga sekaligus merupakan seorang “Apoteker” yang menyiapkan obat. Semakin lama masalah penyediaan obat semakin rumit, baik formula maupun pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya suatu keahlian tersendiri. Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal “Two Silices”. Dari sejarah ini, satu hal yang perlu direnungkan adalah bahwa akar ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah sama.

Dampak revolusi industri merambah dunia farmasi dengan timbulnya industri-industri obat, sehingga terpisahlah kegiatan farmasi di bidang industri obat dan di bidang “penyedia/peracik” obat (=apotek). Dalam hal ini keahlian kefarmasian jauh lebih dibutuhkan di sebuah industri farmasi dari pada apotek. Dapat dikatakan bahwa farmasi identik dengan teknologi pembuatan obat.
Pendidikan farmasi berkembang seiring dengan pola perkembangan teknologi agar mampu menghasilkan produk obat yang memenuhi persyaratan dan sesuai dengan kebutuhan. Kurikulum pendidikan bidang farmasi disusun lebih ke arah teknologi pembuatan obat untuk menunjang keberhasilan para anak didiknya dalam melaksanakan tugas profesinya.

Dilihat dari sisi pendidikan Farmasi, di Indonesia mayoritas farmasi belum merupakan bidang tersendiri melainkan termasuk dalam bidang MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) yang merupakan kelompok ilmu murni (basic science) sehingga lulusan S1-nya pun bukan disebut Sarjana Farmasi melainkan Sarjana Sains.

Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia (1997) dalam “informasi jabatan untuk standar kompetensi kerja” menyebutkan jabatan Ahli Teknik Kimia Farmasi, (yang tergolong sektor kesehatan) bagi jabatan yang berhubungan erat dengan obat-obatan, dengan persyaratan : pendidikan Sarjana Teknik Farmasi.Buku Pharmaceutical handbook menyatakan bahwa farmasi merupakan bidang yang menyangkut semua aspek obat, meliputi : isolasi/sintesis, pembuatan, pengendalian, distribusi dan penggunaan.Silverman dan Lee (1974) dalam bukunya, “Pills, Profits and Politics”, menyatakan bahwa :1. Pharmacist lah yang memegang peranan penting dalam membantu dokter menuliskan resep rasional. Membanu melihat bahwa obat yang tepat, pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang benar, membuat pasien tahu mengenai “bagaimana,kapan,mengapa” penggunaan obat baik dengan atau tanpa resep dokter.2. Pharmacist lah yang sangat handal dan terlatih serta pakart dalam hal produk/produksi obat yang memiliki kesempatan yang paling besar untuk mengikuti perkembangan terakhir dalam bidang obat, yang dapat melayani baik dokter maupun pasien, sebagai “penasehat” yang berpengalaman.3. Pharmacist lah yang meupakan posisi kunci dalam mencegah penggunaan obat yang salah, penyalahgunaan obat dan penulisan resep yang irrasional.

Sedangkan Herfindal dalam bukunya “Clinical Pharmacy and Therapeutics” (1992) menyatakan bahwa Pharmacist harus memberikan “Therapeutic Judgement” dari pada hanya sebagai sumber informasi obat.Melihat hal-hal di atas, maka nampak adanya suatu kesimpangsiuran tentang posisi farmasi. Dimana sebenarnya letak farmasi ? di jajaran teknologi, Ilmu murni, Ilmu kedokteran atau berdiri sendiri ? kebingungan dalam hal posisi farmasi akan membingungkan para penyelenggara pendidikan farmasi, kurikulum semacam apa yang harus disajikan ; para mahasiswa bingung menyerap materi yang semakin hari semakin “segunung” ; dan yang terbingung adalah lulusannya (yang masih “baru”), yang merasa tidak “menguasai “ apapun.

Di Inggris, sejak tahun 1962, dimulai suatu era baru dalam pendidikan farmasi, karena pendidikan farmasi yang semula menjadi bagian dari MIPA, berubah menjadi suatu bidang yang berdiri sendiri secara utuh.rofesi farmasi berkembang ke arah “patient oriented”, memuculkan berkembangnya Ward Pharmacy (farmasi bangsal) atau Clinical Pharmacy (Farmasi klinik).

Di USA telah disadari sejak tahun 1963 bahwa masyarakat dan profesional lain memerlukan informasi obat tang seharusnya datang dari para apoteker. Temuan tahun 1975 mengungkapkan pernyataan para dokter bahwa apoteker merupakan informasi obat yang “parah”, tidak mampu memenuhi kebutuhan para dokter akan informasi obat Apoteker yang berkualits dinilai amat jarang/langka, bahkan dikatakan bahwa dibandingkan dengan apotekeer, medical representatif dari industri farmasi justru lebih merupakan sumber informasi obat bagi para dokter.

Perkembangan terakhir adalah timbulnya konsep “Pharmaceutical Care” yang membawa para praktisi maupun para “profesor” ke arah “wilayah” pasien.Secara global terlihat perubahan arus positif farmasi menuju ke arah akarnya semula yaitu sebagai mitra dokter dalam pelayanan pada pasien. Apoteker diharapkan setidak-tidaknya mampu menjadi sumber informasi obat baik bagi masyarakat maupun profesi kesehatan lain baik di rumah sakit, di apotek atau dimanapun apoteker berada.

Kamis, 12 Mei 2016

1. Tari Sembah


Tari sembah merupakan tarian tradisional dari Provinsi Lampung yang berasal dari Suku Pepadun. Pada awalnya Tari Sembah ditampilkan pada acara penyambutan para raja dan tamu-tamu istimewa. Saat ini Tari Sembah dikenal sebagai tari penyambutan yang tujuannya adalah menghormati tamu yang datang. Selain ditampilkan pada upacara adat penyambutan tamu, tari sembah juga ditampilkan pada upacara pernikahan dengan tujuan yang sama yaitu menyambut para tamu yang hadir pada acara tersebut.

Busana yang dikenakan oleh para penari adalah busana asli daerah seperti yang dikenakan pengantin wanita asli suku Lampung lengkap dengan siger dan tanggainya.  Busana yang dipergunakan oleh penari Sembah ini adalah Sesapur yaitu baju kurung bewarna putih atau baju yang tidak berangkai pada sisinya namun pada sisi bagian bawah terdapat hiasan berbentuk koin berwarna perak atau emas yang digantung secara berangkai (rumbai ringgit). Sedangkan busana yang digunakan sebagai bawahan adalah kain tapis. Kain tapis adalah kain tenun tradisional lampung yang terbuat dari bahan katun bersulam emas dengan motif tumpal atau pucuk rebung. Kain tapis bermotif sepeti ini biasanya disebut dengan nama kain tapis Dewasana (Dewo sanaw).

Selain busana, ada beberapa aksesoris yang dipergunakan oleh para penari tari sembah. Aksesoris yang dipergunakan antara lain :
  • Mahkota siger Pending, yaitu ikat pinggang dari uang ringgit Belanda dengan gambar ratu Wihelmina di bagian atas.
  • Bulu serti, yaitu ikat pinggang yang terbuat dari kain beludru berlapis kain merah. Bagian atas ikat pinggang ini dijaitkan kuningan yang digunting berbentuk bulat dan bertahtakan hiasan berupa bulatan kecil-kecil. ikat pinggang bulu serti dikenakan diatas pending.
  • Mulan temanggal, yaitu hiasan dari kuningan berbentuk seperti tanduk tanpa motif yang digantungkan di leher sebatas dada.
  • Dinar, yaitu mata uang Arab dari emas yang diberi peniti dandigantungkan pada sesapur,tepatnya di bagian atas perut.
  • Buah jukum, yaitu hiasan berbentuk buah-buah kecil di atas kain yang dirangkai menjadiuntaian bunga dengan benang dan dijadikan kalung panjang yang dipakai melingkar mulai dari bahu ke bagian perut sampai ke belakang.
  • Gelang burung, yaitu hiasan dari kuningan berbentuk burung bersayap yang diatasnya direkatkan bebe yaitu kain halus yang berlubang-lubang. Gelang burung ini diikatkan pada lengan kiri dan kanan, tepatnya di bawah bahu.
  • Gelang kana adalah sebuah gelang yang terbuat dari kuningan berukir dan gelang Arab, yang dikenakan bersama-sama di lengan atas dan bawah.
  • Tanggai adalah hiasan yang berbentuk seperti kuku berwarna keemasan terbuat dari bahan kuningan yang dikenakan di jari penari.
  • Mahkota Siger adalah mahkota berbentuk seperti tanduk yang ditatah hias bertitik-titik rangkaian bunga. Siger ini berlekuk ruji tajam berjumlah sembilan buah. Disetiap puncak lekukan diberi hiasan bunga cemara dari kuningan. Sedangkan bagian puncak siger diberi hiasan serenja bulan, yaitu hiasan berupa mahkota  kecil yang mempunyai lengkungan di bagian bawah dan beruji tajam-tajam pada bagian atas serta berhiaskan bunga. Mahkota siger ini secara keseluruhan terbuat dari bahan kuningan.
sumber: http://www.tradisikita.my.id/2015/02/3-tarian-tradisional-dari-provinsi.html



 2. Tari Cangget Agung


Sukubangsa Lampung sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu Lampung Pepadun dan lampung Sebatin. Lampung Sebatin adalah sebutan bagi orang Lampung yang berada di sepanjang pesisir pantai selatan Lampung. Sedangkan, Lampung Pepadun adalah sebutan bagi orang Lampung yang berasal dari Sekala Brak di punggung Bukit Barisan (sebelah barat Lampung Utara) dan menyebar ke utara,timur dan tengah provinsi ini. Sebagaimana masyarakat lainnya, mereka juga mereka menumbuh-kembangkan kesenian yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi jatidirinya. Dan, salah satu kesenian yang ditumbuhkembangkan oleh masyarakat Lampung, khususnya Orang Pepadun, adalah jenis seni tari yang disebut “tari cangget”.

Konon, sebelum tahun 1942 atau sebelum kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia, tari cangget selalu ditampilkan pada setiap upacara yang berhubungan dengan gawi adat, seperti: upacara mendirikan rumah, panen raya, dan mengantar orang yang akan pergi menunaikan ibadah haji. Pada saat itu orang-orang akan berkumpul, baik tua, muda, laki-laki maupun perempuan dengan tujuan selain untuk mengikuti upacara, juga berkenalan dengan sesamanya. Jadi, pada waktu itu tari cangget dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada suatu desa atau kampung dan bukan oleh penari-penari khusus yang memang menggeluti seni tari
tersebut.

Waktu itu para orangtua biasanya memperhatikan dan menilai gerak-gerik mereka dalam membawakan tariannya. Kegiatan seperti itu oleh orang Lampung disebut dengan nindai. Tujuannya tidak hanya sekedar melihat gerak-gerik pemuda atau pemudi ketika sedang menarikan tari cangget, melainkan juga untuk melihat kehalusan budi, ketangkasan dan keindahan ketika mereka berdandan dan mengenakan pakaian adat Lampung. Bagi para pemuda dan atau pemudi itu sendiri kesempatan tersebut dapat dijadikan sebagai arena pencarian jodoh. Dan, jika ada yang saling tertarik dan orang tuanya setuju, maka mereka meneruskan ke jenjang perkawinan

Macam-macam Tari Cangget

Tarian cangget yang menjadi ciri khas orang Lampung ini sebenarnya terdiri dari beberapa macam, yaitu:
  • Cengget Nyambuk Temui, adalah tarian yang dibawakan oleh para pemuda dan pemudi dalam upacara menyambut tamu agung yang berkunjung ke daerahnya.
  • Cangget Bakha, adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi pada saat bulat purnama atau setelah selesai panen (pada saat upacara panen raya).
  • Cangget Penganggik, adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi saat mereka menerima anggota baru. Yang dimaksud sebagai anggota baru adalah pada pemuda dan atau pemudi yang telah berubah statusnya dari kanak-kanak menjadi dewasa. Perubahan status ini terjadi setelah mereka melalukan upacara busepei (kikir gigi).
  • Cangget Pilangan, adalah tarian yang dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada saat mereka melepas salah seorang anggotanya yang akan menikah dan pergi ke luar dari desa, mengikuti isteri atau suaminya.
  • Cangget Agung adalah tarian yang dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada saat ada upacara adat pengangkatan seseorang menjadi Kepala Adat (Cacak Pepadun). Pada saat upacara pengangkatan ini, apabila Si Kepala Adat mempunyai seorang anak gadis, maka gadis tersebut akan diikutsertakan dalam tarian cangget agung dan setelah itu ia pun akan dianugerahi gelar Inten, ujian, Indoman atau Dalom Batin.

Gerakan Tari Cangget

Walau tarian cangget terdiri dari beberapa macam, namun tarian ini pada dasarnya mempunyai gerakan-gerakan yang relatif sama, yaitu: (1) gerak sembah (sebagai pengungkapan rasa hormat); (2) gerakan knui melayang (lambang keagungan); (3) gerak igel (lambang keperkasaan); (4) gerak ngetir (lambang keteguhan dan kesucian hati; (5) gerak rebah pohon (lambang kelembutan hati); (6) gerak jajak/pincak (lambang kesiagaan dalam menghadapi mara bahaya); dan (7) gerak knui tabang (lambang rasa percaya diri).


3. Tari Melinting.


Di lihat dari sejarahnya, tarian ini merupakan tari adat tradisional Keagungan Keratuan Melinting yang diciptakan oleh Ratu Melinting yaitu Pangeran Panembahan Mas, yang dipentaskan pada saat acara Gawi Adat (Betawi). Tari Melinting ini merupakan tari tradisional lepas untuk hiburan pelengkap pada saat acara Gawi Adat.
Fungsi Tari Melinting dahulu merupakan tarian Keluarga Ratu Melinting dan hanya dipentaskan oleh Keluarga Ratu saja ditempat yang tertutup (sessat atau balai adat), tidak boleh diperagakan oleh sembarang orang. Pementasannya pun hanya pada saat Gawi Adat Keagungan Keratuan Melinting saja. Personal penarinya pun hanya sebatas pada putra putri Ratu Melinting.

Namun, dalam perkembangannya sekarang tari melinting tidak lagi mutlak sebagai tarian keluarga Ratu Melinting dan tidak lagi berfungsi sebagai tari upacara tetapi sudah bergeser menjadi tari pertunjukan atau tontonan pada saat penyambutan tamu-tamu agung yang datang ke daerah Lampung serta acara-acara besar lainnya seperti acara kesenian Lampung, Festival Tari dan lain-lain.
 
 
 
4.FESTIVAL KRAKATAU
Festival Krakatau, Momentum Eksplorasi Kekayaan Budaya dan Pariwisata Lampung
Festival Krakatau merupakan salah satu perhelatan kebudayaan unggulan dari Provinsi Lampung. Festival yang rutin diadakan setiap tahun ini merupakan parade kebudayaan yang mengangkat kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki Lampung. Selain itu, perhelatan ini juga menjadi ajang promosi potensi pariwisata yang dimiliki setiap kabupaten dan kota yang ada di Lampung.

Festival yang diramaikan dengan karnaval, atraksi seni tradisional, pameran, dan berbagai lomba ini mulai diadakan sejak tahun 1990. Dalam perjalanannya, terdapat banyak variasi yang dilakukan. Karenanya, dari tahun ke tahun, terdapat perbedaan pada konten acara yang ditampilkan. Bagian acara yang selalu mendapat perhatian besar adalah karnaval karena melibatkan partisipasi dari semua lapisan masyarakat.

Pada Oktober 2012, diadakan Festival Krakatau XXII. Acara yang dibuka oleh Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. ini berlangsung sangat meriah. Rangkaian acara berlangsung dari tanggal 6 Oktober sampai 13 Oktober 2012 dan dihadiri 22 duta besar negara-negara sahabat. Dalam rangkaian karnaval, ditampilkan pernak-pernik budaya tradihttps://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5877870899178128193#editor/target=post;postID=8392177817641159267sional Lampung, yang disandingkan dengan beraneka karya kreasi kontemporer.

Karnaval diisi dengan parade busana tradisional dari dua suku besar di Lampung, yaitu Sai Batin dan Pepadun. Ditampilkan pula kesenian topeng tradisional tupping dan sekura yang menjadi salah satu kekhasan seni tradisional Lampung. Karnaval juga dimeriahkan peragaan busana kreasi kontemporer dari bahan kain tapis. Selain itu, atraksi unik seperti parade baris berbaris polisi cilik, marching band, dan gajah-gajah dari Taman Nasional Way Kambas juga ikut meramaikan Festival Krakatau. [Ardee/IndonesiaKaya]
 
 
 
 
5. Festival Danau Ranau


(Yopie Pangkey/d'Traveler)

Terakhir, ada festival tahunan yang tak kalah menarik dengan Festival Krakatau, yaitu Festival Danau Ranau sekitar bulan September. Festival budaya ini dikenal juga dengan nama Gebyar Pesona Lumbok Ranau. Danau Ranau yang merupakan danau terbesar kedua di Pulau Sumatera setelah Danau Toba memang jadi daya tarik utama di festival ini.

Festival digelar dengan sangat meriah di atas panggung yang biasanya bertempat di tepi Danau Ranau dengan latar belakang Gunung Seminung. Selama festival berlangsung, beragam tarian kreasi khas Lampung yang ekspresif dan energik ditampilkan.

Selain tarian, para traveler juga bisa menikmati aneka lomba, seperti lomba tarik tambang perahu, lomba bakar ikan, lomba perahu hias, hunting foto lanskap dan budaya, dan sajian utama Karnaval Sekura atau topeng khas Lampung Barat. Selama mengikuti festival ini, traveler dijamin akan menjadi lebih dekat dengan budaya Lampung.
 
  1. Festival Pacu Jalur Tradisional

Pacu Jalur biasanya dibuka dengan kegiatan pawai budaya yang melibatkan seluruh kecamatan di daerah ini. Foto: tripriau.comPacu Jalur biasanya dibuka dengan kegiatan pawai budaya yang melibatkan seluruh kecamatan di daerah ini. Foto: tripriau.com
Festival Pacu Jalur tradisional merupakan salah satu tradisi budaya nusantara yang sangat unik. Festival ini bahkan disebut sebagai event budaya yang memiliki penonton paling ramai di Indonesia.
Festival Pacu Jalur tradisional merupakan tradisi asli nenek moyang masyarakat di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau yang sangat mengakar dan telah bertahan selama ratusan tahun.
Festival Pacu Jalur merupakan perlombaan dengan menggunakan perahu atau sampan yang terbuat dari kayu yang oleh masyarakat Kuantan Singingi disebut Jalur.
Jalur yang digunakan biasanya memiliki panjang 25-30 meter dengan lebar 1,5 meter. Dengan ukuran ini, tak salah bila jalur merupakan salah satu perlombaan perahu terpanjang di Indonesia. Jalur biasanya bisa memuat 40-60 orang pengayuh atau biasa disebut ‘’anak pacu’’.
Festival ini biasanya digelar tiap bulan Agustus untuk memeriahkan perayaan kemerdekaan 
Republik Indonesia.

sumber:  http://www.tripriau.com/1619/ini-dia-5-event-wisata-di-riau-yang-wajib-dikunjungi.html


  1. Bakar Tongkang

Dalam hitungan menit kertas sesembahan berubah menjadi kobaran api besar dan menghanguskan seluruh bagian kapal hingga menjadi abu. Foto: tripriau.comDalam hitungan menit kertas sesembahan berubah menjadi kobaran api besar dan menghanguskan seluruh bagian kapal hingga menjadi abu. Foto: tripriau.com
Inilah ritual budaya terbesar masyarakat Tionghoa kota Bagansiapiapi, Rokan Hilir, Riau.  Menjelang event Bakar Tongkang Kota Bagan Siapiapi, Rokan Hilir berubah meriah. Berbagai ornamen khas Tionghoa menghiasi sepanjang jalan, terutama di Jalan Perniagaan yang didiami banyak warga Tionghoa.
Selain masyarakat Tionghoa setempat, ribuan warga Tionghoa yang berada di berbagai daerah di Indonesia bahkan luar negeri, biasanya punya tradisi untuk pulang kampung. Mereka tak ingin melewatkan kesempatan langka menyaksikan ritual Bakar Tongkang.
Bakar Tongkang telah masuk dalam kalender pariwisata Nasional. Bagi etnis Tionghoa Bagansiapiapi, Bakar Tongkang atau yang dikenal dengan Sio Ong Cuon merupakan puncak kemeriahan yang dilakukan secara besar-besaran.
Festival Bakar Tongkang yang dalam bahasa Hokkien dikenal sebagai Go Gek Cap Lak, jatuh pada tanggal 16 bulan kelima penanggalan Lunar setiap tahunnya.


sumber:  http://www.tripriau.com/1619/ini-dia-5-event-wisata-di-riau-yang-wajib-dikunjungi.html

  1. Festival Bekudo Bono

Ombak Bono yang berada di Sungai Kampar, Kabupaten Pelelawan Provinsi Riau. Foto: Amelia AidillaOmbak Bono yang berada di Sungai Kampar, Kabupaten Pelelawan Provinsi Riau. Foto: Amelia Aidilla
Festival Bekudo Bono merupakan gelaran tahunan yang bertujuan untuk lebih mempromosikan destinasi Ombak Bono di Sungai Kampar, Pelalawan, Riau. Baik kepada wisatawan domestik maupun mancanegara.
Keunikan dan kedahsyatan gelombang atau ombak Bono di Sungai Kampar, ombak satu-satunya yang terjadi di sungai di Indonesia , menjadi daya tarik para peselancar dalam dan luar negeri.
Bekudo Bono adalah berselancar atau kegiatan mengarungi gelombang Bono dengan menggunakan perahu (sampan) kayu. Kegiatan Bekudo Bono ini telah ada sejak dari jaman dahulu dan masih dilakukan sampai sekarang.
Dikutip dari situs www.bonokampar.com, Bekudo Bono saat ini dijadikan salah satu ajang kompetisi khusus bagi masyarakat lokal.


sumber:  http://www.tripriau.com/1619/ini-dia-5-event-wisata-di-riau-yang-wajib-dikunjungi.html

  1. Tour de Siak

Tour de Siak merupakan event olahraga yang rutin di gelar tiap tahun di Siak. Foto: Dok. tripriau.comTour de Siak merupakan event olahraga yang rutin di gelar tiap tahun di Siak. Foto: Dok. tripriau.com
Event balap sepeda internasional Tour de Siak adalah event wisata olahraga yang bertujuan untuk memperkenalkan potensi pariwisata di Kabupaten Siak. Event ini sudah digelar selama 3 tahun berturut-turut. Pertama kali digelar pada 2013.
Melalui event Tour de Siak ini, Kabupaten Siak semakin dikenal. Tidak hanya secara nasional namun hingga mancanegara. Tour de Siak tidak hanya diikuti oleh pembalap nasional. Para pembalap dari berbagai negara juga selalu ambil bagian pada event ini.


sumber:  http://www.tripriau.com/1619/ini-dia-5-event-wisata-di-riau-yang-wajib-dikunjungi.html

  1. Mandi Safar

Mandi Safar kegiatan pelestarian budaya dan tradisi masyarakat di Kabupaten Bengkalis. Foto: riaukepri.comMandi Safar kegiatan pelestarian budaya dan tradisi masyarakat di Kabupaten Bengkalis. Foto: riaukepri.com
Mandi Safar merupakan salah satu kegiatan pelestarian budaya dan tradisi masyarakat lokal di Kabupaten Bengkalis. Biasanya event ini disaksikan ribuan warga dan dipusatkan di Pantai Tanjung Lapin, Kecamatan Rupat Utara. Serangkaian acara Mandi Safar ini biasanya diisi dengan beragam permainan rakyat. Mulai dari Sumpit hingga Lomba Jung. Biasanya, waktu pelaksanaan tradisi budaya yang sudah ada sejak puluhan tahun silam itu dilakukan pada hari Rabu, tepatnya di minggu ke-empat bulan Safar.
 Ada beberapa prosesi yang dilakukan saat pelaksanaan tradisi budaya Mandi Safar. Diantaranya zikir bersama, kemudian arak-arakan diiringi kompang menuju sumur tua. Selanjutnya prosesi pengambilan air dari sumur tua oleh tokoh adat.
Air diambil menggunakan timba tradisional, selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah sebanyak tiga buah. Air diambil oleh tiga tokoh adat kampung secara bergantian. Masing-masing orang menimba tiga kali untuk dimasukkan ke dalam tiga tempat yang telah disediakan. Setelah itu baru dilanjutkan dengan prosesi pemandian. Mandi dilakukan dengan gayung terbuat dari tempurung kelapa dengan tangkai kayu.

sumber:  http://www.tripriau.com/1619/ini-dia-5-event-wisata-di-riau-yang-wajib-dikunjungi.html

Rabu, 11 Mei 2016



Tari Pendet
Tari Pendet ini ditarikan sebagai tari selamat datang untuk menyambut kedatangan para tamu dan undangan dengan menaburkan bunga, dan ekspresi penarinya penuh dengan senyuman manis. Pada awalnya tarian ini digunakan pada acara ibadah di pura sebagai bentuk penyambutan terhadap dewa yang turun ke dunia.





Tari Panji Semirang
Tarian ini di mainkan oleh perempuan. Tari Panji Semirang adalah tarian yang menggambarkan seorang putri raja bernama Galuh Candrakirana, yang menyamar menjadi seorang laki-laki setelah kehilangan suaminya. Dalam pengembaraannya ia mengganti namanya menjadi Raden Panji.





Tari Condong
Tarian ini merupakan tarian yang cukup sulit untuk diragakan dan tarian ini memiliki durasi panjang. Tarian ini adalah darian klasik Bali yang memiliki gerakan yang sangat kompleks dan menggambarkan seorang abdi Raja




Tari Kecak
Tarian ini merupakan tarian yang sangat terkenal dari daerah Bali. Tarian ini dimainkan oleh puluhan laki-laki yang duduk bari melingkar. Tarian ini menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.




Barong Bali  
Barong bali adalah satu di antara begitu banyak ragam seni pertunjukan Bali. Barong merupakan sebuah tarian tradisional Bali yang ditandai dengan Topeng dan kostum badan yang dapat dikenakan oleh satu atau dua orang untuk menarikannya. Di Bali ada beberapa jenis barong yakni Barong Ket, Barong Bangkal, Barong Landung, Barong Macan, Barong Gajah, Barong Asu, Barong Brutuk, Barong Lembu, Barong Kedingkling, Barong Kambing, dan Barong Gagombrangan.


Jamasan Pusaka
Jaman pusaka  merupakan Upacara Adat warisan turun temurun dari para pendiri Kabupaten Ngawi, yang merupakan agenda tahunan setiap memperingati HUT Ngawi. Jamasan Pusaka meliputi 2 (dua) buah Tombak yaitu; Kyai Singkir dan Kyai Songgolangit serta 2 (dua) buah Payung yaitu ; Tunggul Wulung dan Tunggul Warono. Ritual ini di pimpin langsung oleh Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono yang diikuti oleh Unspinda ( Unsur Pimpinan Daerah ) serta para staf di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ngawi dengan memakai baju adat Kejawen.

Tari pentul melikan
Tarian ini ditarikan dengan memakai topeng kayu yang melambangkan watak manusia yang berbeda-beda namun tetap bersatu dalam kerja. Topeng ini dipengaruhi Jaman Kerajaan Kediri dan masa kini. Iringan gamelan sedikit mendapat pengaruh Reog Ponorogo.
Tari ini digarap atau diciptakan pada tahun 1952 oleh Bapak Munajah di Desa Melikan Kelurahan Tempuran, Kecamatan Paron, Kebudayaan Ngawi. Diciptakan untuk menghibur masyarakat setelah membangun sekolah desa itu. Perkembangan selanjutnya pementasan diadakan untuk  memperingati hari-hari besar nasional dan hari besar Islam oleh penduduk setempat.
Gerak-gerak tarian melambangkan menyembah pada Tuhan Yang Maha Esa agar kehidupan ini menumbuhkan ketentraman dan kedamaian. Digambarkan dalam bentuk berbaris seperti prajurit dan setengah lingkaran.
Tari orek-orek
Ngawi sejak tahun 1980 an terkenal sebagai Bumi Orek Orek.  Sebutan ini tidak lepas dari adanya Tari Orek Orek yang tumbuh subur dan berkembang dimasyarakat luas. Hampir disetiap acara baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah maupun masyarakat sendiri, tari ini selalu dipentaskan.  Tari Orek–orek merupakan tarian dengan gerak dinamis dengan pemain terdiri dari pria, wanita berpasangan. Menggambarkan muda mudi masyarakat desa yang sehabis kerja berat gotong royong, melakukan tarian gembira ria untuk melepaskan lelah.
Tari bedoyo srigati
Tari Bedoyo Srigati ini adalah tarian sakral yang biasanya menjadi tarian upacara adat pada waktu Ganti Langse di obyek wisata spiritual Pesanggrahan Srigati . Tarian Ini ditarikan oleh paling sedikit 10 penari yang semua harus masih gadis. Saat ini Tari Budoyo Srigati juga biasa ditampilkan pada saat ada jamuan tamu yang berkunjung di Ngawi. Ditarikan oleh para gadis cantik dengan pakaian tradisional yang indah dan gerak yang lembut, Budoyo Srigati sangat menarik untuk ditonton.



Tari keduk beji
Upacara Keduk Bedji merupakan salah satu cara untuk melestarikan adat budaya penduduk Desa Tawun sejak jaman dulu. Tujuan utamanya adalah mengeduk atau membersihkan Sumber Beji dari kotoran. Karena di sumber inilah letak kehidupan penduduk Tawun. Menurut masyarakat sekitar, Keduk Bedji harus dilaksanakan pada hari Selasa Kliwon setelah panen di bulan Oktober. Inti dari ritual ini, terletak pada penyilepan atau penyimpanan kendi di pusat sumber air Beji. Pusat sumber tersebut terdapat di dalam gua yang terdapat di dalam sumber.

Ritual ini berawal dari pengedukkan atau pembersihan kotoran di dalam sumber Beji. Seluruh pemuda desa terjun ke air sumber untuk mengambil sampah dan daun-daun yang mengotori kolam dalam setahun terakhir. Setelah itu, ritual dilanjutkan dengan penyilepan kendi ke dalam pusat sumber. Setelah itu, penyiraman air legen ke dalam sumber Beji dan penyeberangan sesaji dari arah timur ke barat sumber. Selama penyeberangan sesaji, para pemuda yang berada di sekitar sumber Beji berjoged dan melakukan ritual saling gepuk (pukul) dengan diringi gending Jawa. Ritual tahunan ini diakhiri dengan makan bersama Gunungan Lanang dan Gunungan Wadon yang telah disediakan bagi warga untuk "ngalub" (meraih) berkah. Warga saling berebut makanan yang dipercaya bisa mendatangkan berkah dan keberuntungan bagi kehidupannya kelak.



10 kesenian dan festival budaya



 Pesta Budaya Asmat, Papua

Hasil karya ukiran dalam Festival Budaya Asmat yang dimuseumkan. (www.asmatkab.go.id)
Festival budaya Asmat telah diadakan sejak 1981. Suku Asmat telah lama dikenal dengan keahliannya dalam membuat ukiran. Mereka biasa mengekspresikan imajinasi ke dalam sebuah ukiran tanpa membuat sketsa terlebih dahulu.
 Berbagai kegiatan akan dilaksanakan dalam festival ini, antara lain lomba perahu, demo membuat ukiran, lelang patung, dan pemilihan putra-putri Asmat. Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati pertunjukan tarian dan musik khas Asmat. Tahun ini, Festival Budaya Asmat dilaksanakan bulan Januari di Kabupaten Asmat, Papua.

Sumber: Catat! 10 Festival Seni Budaya di Indonesia Tahun 2016





2. Festival Perang Pasola, Sumba-NTT
Dua penunggang kuda saling berhadap dalam Festival Pasola di Desa Wainyapu,Sumba Nusa Tenggara Timur. Dalam event budaya Pasola ini, terkadang terjadi adu gengsi dan strategi para jagoan Pasola antardusun. (Ricky Martin/Fotokita.net, ilustrasi)
Pasola merupakan sebuah tradisi berasal dari Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur yang diwariskan secara turun temurun  selama berpuluh tahun. Pasola dirayakan untuk menyambut masa panen sekaligus untuk memulai masa tanam. Penduduk desa akan beradu ketangkasan dengan menunggang kuda sambil menyerang lawan dengan lembing. Tradisi ini mengharuskan adanya darah yang ditumpahkan dari para petarung. Menurut kepercayaan adat setempat, semakin banyak darah yang keluar saat pertarungan, maka hasil panen pun berlimpah. 
Festival Pasola sendiri tidak mengikuti tanggalan kalender masehi. Penyelenggaraannya tergantung pada perhitungan secara kepercayaan Marapu, kepercayaan yang dianut masyarakat setempat dan baru diumumkan dua minggu sebelum acara. Biasanya festival ini berlangsung di bulan Februari atau Maret. Jika ingin menyaksikan festival ini, datanglah 2-3 hari sebelum acara Pasola. Sebab, sebelum Pasola dilaksanakan, di pagi harinya akan dilakukan tradisi nyale, yaitu mencari cacing laut. 

Sumber: Catat! 10 Festival Seni Budaya di Indonesia Tahun 2016






Tari Banjar Kemuning Jawa Timur
Tari Banjar Kemuning adalah tari kreasi baru yang diciptakan oleh Agustinus, S.Sn karena terinspirasi dari kehidupan masyarakat sebuah desa di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur, Desa Banjar Kemuning. Tari Banjar kemuning mengekspresikan kehidupan istri-istri nelayan di desa itu. Ketegaran, kekuatan, dan keluesan menghadapi kehidupan yang sulit saat ditinggal suami berlayar tersirat jelas dalam setiap gerakannya. 10. Tari Banjar Kemuning, Jawa Timur

Sumber:
http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/09/10-contoh-tari-kreasi-baru-dari.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.




  








Tari manipuren 
tari manipuren adalah contoh tari kreasi baru yang dikembangkan dari koreografi dan gerakan tari Manipuri yang berasal dari daerah Manipur di India Timur. Tarian ini diciptakan oleh S. Maridi setelah ia berkunjung ke India dan menyaksikan pola kehidupan gadis-gadis desa yang tinggal di sekitar aliran sungai Gangga.

Sumber:
http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/09/10-contoh-tari-kreasi-baru-dari.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.












Tari Kupu-kupu Bali
Tari kupu-kupu adalah tari kreasi baru asal Bali yang mengekspresikan kehidupan kupu-kupu biru tua. Tarian ini sudah sangat dikenal oleh masyarakat mancanegara karena sering dipentaskan dalam festival-festival tari dunia. Dimainkan secara berkelompok oleh 5 orang wanita, tarian ini tampak begitu eksotis karena mengaplikasikan teknik gerakan gemulai dan pewarnaan eye catching pada busana yang digunakan.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/09/10-contoh-tari-kreasi-baru-dari.html

Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.