Kamis, 12 Mei 2016

1. Tari Sembah


Tari sembah merupakan tarian tradisional dari Provinsi Lampung yang berasal dari Suku Pepadun. Pada awalnya Tari Sembah ditampilkan pada acara penyambutan para raja dan tamu-tamu istimewa. Saat ini Tari Sembah dikenal sebagai tari penyambutan yang tujuannya adalah menghormati tamu yang datang. Selain ditampilkan pada upacara adat penyambutan tamu, tari sembah juga ditampilkan pada upacara pernikahan dengan tujuan yang sama yaitu menyambut para tamu yang hadir pada acara tersebut.

Busana yang dikenakan oleh para penari adalah busana asli daerah seperti yang dikenakan pengantin wanita asli suku Lampung lengkap dengan siger dan tanggainya.  Busana yang dipergunakan oleh penari Sembah ini adalah Sesapur yaitu baju kurung bewarna putih atau baju yang tidak berangkai pada sisinya namun pada sisi bagian bawah terdapat hiasan berbentuk koin berwarna perak atau emas yang digantung secara berangkai (rumbai ringgit). Sedangkan busana yang digunakan sebagai bawahan adalah kain tapis. Kain tapis adalah kain tenun tradisional lampung yang terbuat dari bahan katun bersulam emas dengan motif tumpal atau pucuk rebung. Kain tapis bermotif sepeti ini biasanya disebut dengan nama kain tapis Dewasana (Dewo sanaw).

Selain busana, ada beberapa aksesoris yang dipergunakan oleh para penari tari sembah. Aksesoris yang dipergunakan antara lain :
  • Mahkota siger Pending, yaitu ikat pinggang dari uang ringgit Belanda dengan gambar ratu Wihelmina di bagian atas.
  • Bulu serti, yaitu ikat pinggang yang terbuat dari kain beludru berlapis kain merah. Bagian atas ikat pinggang ini dijaitkan kuningan yang digunting berbentuk bulat dan bertahtakan hiasan berupa bulatan kecil-kecil. ikat pinggang bulu serti dikenakan diatas pending.
  • Mulan temanggal, yaitu hiasan dari kuningan berbentuk seperti tanduk tanpa motif yang digantungkan di leher sebatas dada.
  • Dinar, yaitu mata uang Arab dari emas yang diberi peniti dandigantungkan pada sesapur,tepatnya di bagian atas perut.
  • Buah jukum, yaitu hiasan berbentuk buah-buah kecil di atas kain yang dirangkai menjadiuntaian bunga dengan benang dan dijadikan kalung panjang yang dipakai melingkar mulai dari bahu ke bagian perut sampai ke belakang.
  • Gelang burung, yaitu hiasan dari kuningan berbentuk burung bersayap yang diatasnya direkatkan bebe yaitu kain halus yang berlubang-lubang. Gelang burung ini diikatkan pada lengan kiri dan kanan, tepatnya di bawah bahu.
  • Gelang kana adalah sebuah gelang yang terbuat dari kuningan berukir dan gelang Arab, yang dikenakan bersama-sama di lengan atas dan bawah.
  • Tanggai adalah hiasan yang berbentuk seperti kuku berwarna keemasan terbuat dari bahan kuningan yang dikenakan di jari penari.
  • Mahkota Siger adalah mahkota berbentuk seperti tanduk yang ditatah hias bertitik-titik rangkaian bunga. Siger ini berlekuk ruji tajam berjumlah sembilan buah. Disetiap puncak lekukan diberi hiasan bunga cemara dari kuningan. Sedangkan bagian puncak siger diberi hiasan serenja bulan, yaitu hiasan berupa mahkota  kecil yang mempunyai lengkungan di bagian bawah dan beruji tajam-tajam pada bagian atas serta berhiaskan bunga. Mahkota siger ini secara keseluruhan terbuat dari bahan kuningan.
sumber: http://www.tradisikita.my.id/2015/02/3-tarian-tradisional-dari-provinsi.html



 2. Tari Cangget Agung


Sukubangsa Lampung sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu Lampung Pepadun dan lampung Sebatin. Lampung Sebatin adalah sebutan bagi orang Lampung yang berada di sepanjang pesisir pantai selatan Lampung. Sedangkan, Lampung Pepadun adalah sebutan bagi orang Lampung yang berasal dari Sekala Brak di punggung Bukit Barisan (sebelah barat Lampung Utara) dan menyebar ke utara,timur dan tengah provinsi ini. Sebagaimana masyarakat lainnya, mereka juga mereka menumbuh-kembangkan kesenian yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi jatidirinya. Dan, salah satu kesenian yang ditumbuhkembangkan oleh masyarakat Lampung, khususnya Orang Pepadun, adalah jenis seni tari yang disebut “tari cangget”.

Konon, sebelum tahun 1942 atau sebelum kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia, tari cangget selalu ditampilkan pada setiap upacara yang berhubungan dengan gawi adat, seperti: upacara mendirikan rumah, panen raya, dan mengantar orang yang akan pergi menunaikan ibadah haji. Pada saat itu orang-orang akan berkumpul, baik tua, muda, laki-laki maupun perempuan dengan tujuan selain untuk mengikuti upacara, juga berkenalan dengan sesamanya. Jadi, pada waktu itu tari cangget dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada suatu desa atau kampung dan bukan oleh penari-penari khusus yang memang menggeluti seni tari
tersebut.

Waktu itu para orangtua biasanya memperhatikan dan menilai gerak-gerik mereka dalam membawakan tariannya. Kegiatan seperti itu oleh orang Lampung disebut dengan nindai. Tujuannya tidak hanya sekedar melihat gerak-gerik pemuda atau pemudi ketika sedang menarikan tari cangget, melainkan juga untuk melihat kehalusan budi, ketangkasan dan keindahan ketika mereka berdandan dan mengenakan pakaian adat Lampung. Bagi para pemuda dan atau pemudi itu sendiri kesempatan tersebut dapat dijadikan sebagai arena pencarian jodoh. Dan, jika ada yang saling tertarik dan orang tuanya setuju, maka mereka meneruskan ke jenjang perkawinan

Macam-macam Tari Cangget

Tarian cangget yang menjadi ciri khas orang Lampung ini sebenarnya terdiri dari beberapa macam, yaitu:
  • Cengget Nyambuk Temui, adalah tarian yang dibawakan oleh para pemuda dan pemudi dalam upacara menyambut tamu agung yang berkunjung ke daerahnya.
  • Cangget Bakha, adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi pada saat bulat purnama atau setelah selesai panen (pada saat upacara panen raya).
  • Cangget Penganggik, adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi saat mereka menerima anggota baru. Yang dimaksud sebagai anggota baru adalah pada pemuda dan atau pemudi yang telah berubah statusnya dari kanak-kanak menjadi dewasa. Perubahan status ini terjadi setelah mereka melalukan upacara busepei (kikir gigi).
  • Cangget Pilangan, adalah tarian yang dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada saat mereka melepas salah seorang anggotanya yang akan menikah dan pergi ke luar dari desa, mengikuti isteri atau suaminya.
  • Cangget Agung adalah tarian yang dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada saat ada upacara adat pengangkatan seseorang menjadi Kepala Adat (Cacak Pepadun). Pada saat upacara pengangkatan ini, apabila Si Kepala Adat mempunyai seorang anak gadis, maka gadis tersebut akan diikutsertakan dalam tarian cangget agung dan setelah itu ia pun akan dianugerahi gelar Inten, ujian, Indoman atau Dalom Batin.

Gerakan Tari Cangget

Walau tarian cangget terdiri dari beberapa macam, namun tarian ini pada dasarnya mempunyai gerakan-gerakan yang relatif sama, yaitu: (1) gerak sembah (sebagai pengungkapan rasa hormat); (2) gerakan knui melayang (lambang keagungan); (3) gerak igel (lambang keperkasaan); (4) gerak ngetir (lambang keteguhan dan kesucian hati; (5) gerak rebah pohon (lambang kelembutan hati); (6) gerak jajak/pincak (lambang kesiagaan dalam menghadapi mara bahaya); dan (7) gerak knui tabang (lambang rasa percaya diri).


3. Tari Melinting.


Di lihat dari sejarahnya, tarian ini merupakan tari adat tradisional Keagungan Keratuan Melinting yang diciptakan oleh Ratu Melinting yaitu Pangeran Panembahan Mas, yang dipentaskan pada saat acara Gawi Adat (Betawi). Tari Melinting ini merupakan tari tradisional lepas untuk hiburan pelengkap pada saat acara Gawi Adat.
Fungsi Tari Melinting dahulu merupakan tarian Keluarga Ratu Melinting dan hanya dipentaskan oleh Keluarga Ratu saja ditempat yang tertutup (sessat atau balai adat), tidak boleh diperagakan oleh sembarang orang. Pementasannya pun hanya pada saat Gawi Adat Keagungan Keratuan Melinting saja. Personal penarinya pun hanya sebatas pada putra putri Ratu Melinting.

Namun, dalam perkembangannya sekarang tari melinting tidak lagi mutlak sebagai tarian keluarga Ratu Melinting dan tidak lagi berfungsi sebagai tari upacara tetapi sudah bergeser menjadi tari pertunjukan atau tontonan pada saat penyambutan tamu-tamu agung yang datang ke daerah Lampung serta acara-acara besar lainnya seperti acara kesenian Lampung, Festival Tari dan lain-lain.
 
 
 
4.FESTIVAL KRAKATAU
Festival Krakatau, Momentum Eksplorasi Kekayaan Budaya dan Pariwisata Lampung
Festival Krakatau merupakan salah satu perhelatan kebudayaan unggulan dari Provinsi Lampung. Festival yang rutin diadakan setiap tahun ini merupakan parade kebudayaan yang mengangkat kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki Lampung. Selain itu, perhelatan ini juga menjadi ajang promosi potensi pariwisata yang dimiliki setiap kabupaten dan kota yang ada di Lampung.

Festival yang diramaikan dengan karnaval, atraksi seni tradisional, pameran, dan berbagai lomba ini mulai diadakan sejak tahun 1990. Dalam perjalanannya, terdapat banyak variasi yang dilakukan. Karenanya, dari tahun ke tahun, terdapat perbedaan pada konten acara yang ditampilkan. Bagian acara yang selalu mendapat perhatian besar adalah karnaval karena melibatkan partisipasi dari semua lapisan masyarakat.

Pada Oktober 2012, diadakan Festival Krakatau XXII. Acara yang dibuka oleh Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. ini berlangsung sangat meriah. Rangkaian acara berlangsung dari tanggal 6 Oktober sampai 13 Oktober 2012 dan dihadiri 22 duta besar negara-negara sahabat. Dalam rangkaian karnaval, ditampilkan pernak-pernik budaya tradihttps://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5877870899178128193#editor/target=post;postID=8392177817641159267sional Lampung, yang disandingkan dengan beraneka karya kreasi kontemporer.

Karnaval diisi dengan parade busana tradisional dari dua suku besar di Lampung, yaitu Sai Batin dan Pepadun. Ditampilkan pula kesenian topeng tradisional tupping dan sekura yang menjadi salah satu kekhasan seni tradisional Lampung. Karnaval juga dimeriahkan peragaan busana kreasi kontemporer dari bahan kain tapis. Selain itu, atraksi unik seperti parade baris berbaris polisi cilik, marching band, dan gajah-gajah dari Taman Nasional Way Kambas juga ikut meramaikan Festival Krakatau. [Ardee/IndonesiaKaya]
 
 
 
 
5. Festival Danau Ranau


(Yopie Pangkey/d'Traveler)

Terakhir, ada festival tahunan yang tak kalah menarik dengan Festival Krakatau, yaitu Festival Danau Ranau sekitar bulan September. Festival budaya ini dikenal juga dengan nama Gebyar Pesona Lumbok Ranau. Danau Ranau yang merupakan danau terbesar kedua di Pulau Sumatera setelah Danau Toba memang jadi daya tarik utama di festival ini.

Festival digelar dengan sangat meriah di atas panggung yang biasanya bertempat di tepi Danau Ranau dengan latar belakang Gunung Seminung. Selama festival berlangsung, beragam tarian kreasi khas Lampung yang ekspresif dan energik ditampilkan.

Selain tarian, para traveler juga bisa menikmati aneka lomba, seperti lomba tarik tambang perahu, lomba bakar ikan, lomba perahu hias, hunting foto lanskap dan budaya, dan sajian utama Karnaval Sekura atau topeng khas Lampung Barat. Selama mengikuti festival ini, traveler dijamin akan menjadi lebih dekat dengan budaya Lampung.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar